Curhat Soal Ospek Kampus




Gak terasa udah setaun menginjakkan kaki di tanah Jatinangor untuk mencari ilmu, wajah - wajah lama banyak yang hilang digantikan dengan wajah - wajah baru yang ceria dan penuh semangat. Jarak tiga tahun setelah lulus SMA seperti baru kemarin saja, memori sewaktu menghabiskan waktu untuk bekerja pun masih terbayang, tapi rasanya ada yang hilang... apa ya???

Jujur aja nih, ternyata kehidupan kampus itu gak seperti yang saya duga sebelumnya, gak seperti dunia bimbel untuk alumni ataupun dunia kuliah ala kampus kelas karyawan. banyak misteri dan keanehan hidup yang bisa digali dan diresapi dan sebagainya. Jujur aja nih sempat saya terlena dengan euphoria aktifias kampus yang tiada henti, seminar sana, seminar sini, kepanitian sana, kepanitian sini, dan ritual ospek yang banyak memakan waktu ataupun dinamika antara mahasiswa dan dosen yang gak jelas dan mungkin saya terlalu pintar untuk mencerna apa yang dosen terangkan.

Saya pikir kampus perguruan tinggi itu gudangnya buku (ilmu) yang sifatnya subtansial dan mendalam dan update soal permasalahan - permasalahan masyarakat sekarang ini, tapi blog-blog di internet dan mbah google slalu menjadi jalan keluar ketika mengerjakan tugas, mungkin di Indonesia ini UI doang kali ya yang perpustakaannya wow banget.(itu juga denger dari temen).

Saya pikir mahasiswa itu bersahabat dengan buku tapi setahun saya lihat dan saya sendiri merasa lebih dekat dengan internet, cafe, anime, dan kantin, dan mall, dan nongkrong, dan ini dan itu, dan sebagainya. Kadang suka merasa risih dan malu ketika ada orang yang nanya tentang hal yang berhubungan dengan dunia perkuliahan kita tapi seringkali kita gak bisa jawab dan malah asbun & asal jawab. " anu, em, anu..." .

Sejenak saya suka merenung apa yang saya rasakan ini dirasakan juga oleh mahasiswa lainnya? apakah dulu para mahasiswa jaman orde lama dan orde baru sama kehidupannya dengan mahasiswa sekarang? ah tidak mungkin kalo sama seperti sekarang saya pesimis Indonesia itu eksis. lalu, saya bertanya pada diri sendiri kenapa Tuhan mengijinkan saya kuliah pada usia ke - 20? kenapa gak dari dulu? misteri - misteri kehidupan yang slalu muncul dalam pertanyaan di kepala saya.

Melihat hari ini wajah - wajah baru penuh semangat dan idealisme mengingatkan saya akan perjuangan saya bisa duduk ditempat saya duduk untuk menulis ini. asa yang kala itu terasa membara membakar hati dan penuh gairah akan yang namanya ilmu. rasa itu yang sekarang perlahan mulai terasa lagi dan saya harap dapat menyertai saya hingga akhir nanti. terima kasih kawan, dan selamat datang teman baru.

Komentar

Postingan Populer