Share Pengalaman Cari Kerja (Fresh Graduate)

Seandainya Interview bisa jawab seperti ini dan goals.

Malam ini bulan sedang indahnya, sinarnya cukup jelas menembus gelap malam meski sedikit terselimuti awan tipis di langit malam ini. Saya tidak ingin puitis tapi rasanya saya ingin mencurahkan isi hati malam ini. Entah pada siapa seharusnya saya bicara tapi saya ingin seluruh dunia tahu tentang isi hati saya malam ini.

Seminggu terakhir ini rasanya suasana hati kacau tidak karuan, rasanya ingin berkelahi memukul orang, atau adu tinju habis-habisan sampai babak belur hati rasanya dipenuhi oleh rasa amarah yang meluap. Sempat juga mencari alternatif penyaluran dengan mampir ke tempat kawan lama untuk sekedar senda gurau dan melupakan masalah hati ini, tapi yang ada malah mengacau. Saya menjadi seorang yang menyebalkan dalam obrolan, bukan pendengar bukan juga orang yang memberi solusi jatuhnya jadi seorang yang pushy dan nampak dungu dengan berbagai macam keluhan yang seharusnya hanya saya dan Tuhan saja yang tahu. Tidak berhasil nampaknya cara ini saya terapkan untuk mengusir amarah dan kekesalan di dalam dada ini.

Flashback ke seminggu ke belakang banyak hal telah terjadi. Di masa kepengangguran saya ini, alhamdulillah dalam seminggu dapat tiga kali panggilan kerja dari perusahaan yang cukup bonafit dan salah satunya merupakan perusahaan yang mungkin saya idamkan. Beberapa seleksi sudah saya hadiri ada yang gagal, ada pula yang lanjut dan adapula yang mendiamkan saya di masa tanda tanya. Dari keseluruhan tahap seleksi kerja ini yang paling saya tidak bisa lupa adalah tahap interview, ya interview bagi saya merupakan momok yang bikin kesal. Interview adalah satu tahapan proses yang seharusnya seseorang bisa membackup segala hasil tes dia di psikotest juga apa yang seseorang catat di CV-nya. Ini berbeda dengan saya, interview saya selalu tidak baik, tidak maksimal tidak efektif juga tidak berkualitas. Mungkin inilah yang selama seminggu ini selalu mengganggu pikiran saya.

Pertama-tama Saya adalah tipe orang yang benci terhadap dirinya sendiri, jika ada suatu kesalahan selalu menyalahkan bahwa ini adalah juga karena kesalahannya sendiri. Begitupula dengan interview meski sudah berulang kali mengalami interview kerja, selalu saja ada yang salah dengan saya. Dari hasil evaluasi diri masalah utama adalah overexcited terhadap suatu hal apalagi bila itu hal yang saya inginkan. Overexcited ini perasaan berlebihan yang tidak perlu tapi selalu muncul disaat-saat moment itu datang. overexcited ini membuyarkan fokus saya, sehingga daya recall pikiran tidak fokus dan kabur yang berdampak pada ucapan yang tidak jujur, berlebihan atau juga kurang walhasil terlihat palsu juga tidak kompeten.

Kedua adalah kejujuran yang tidak perlu. Jujur emang baik, tapi apakah penting untuk diketahui orang tentang aib kamu tentang hal kecil pribadi kamu yang tidak ada hubungannya dengan profesionalitas. Hal ini menunjukan bahwa kita terlalu simple-minded, orang kurang wawasan yang cenderung introvert, egoistic, self-centered dan menyebalkan. Dan itu adalah saya itu kelemahan saya yang saya rasakan di dalam lubuk paling dalam.

Saya tau itu ada disana. Dan saya yakin HRD bisa mengetahui itu. Meskipun demikian saya sudah berusaha untuk mengatasi ini meskipun hasilnya belum terasa. Ketiga adalah tukang curhat. Menjadi catatan saya pribadi bahwa dunia kerja adalah dunia kompetisi di dalamnya bukan tempat orang-orang untuk mengeluh/berkeluh kesah tentang kesulitan hidupnya tapi lebih kepada apa yang dia lakukan agar dia bisa lepas dari kesulitan hidupnya tersebut.

Melalui saluran dunia kerja kita berkompetisi memberikan yang terbaik agar kita mendapat apresiasi lebih sehingga kita bisa berubah. Kelima adalah kita sering lupa akan fungsi bersyukur terhadap pencapaian yang telah kita lakukan. Sekecil apapun pencapaian baik di organisasi, komunitas, ataupun keluarga sering kita lupakan karena kita selalu melihat prestasi atau pencapaian yang telah diraih orang lain sehingga kita cenderung tidak menghargai diri sendiri yang berdampak pada rendahnya rasa percaya diri dan mengganggap diri ini tidak penting/worthless.


Baca Juga : Ternyata Kerja Itu Gak Gampang 

Interview kerja bukan tentang sebesar atau seinternasional apa pencapaianmu tapi lebih pada sejauh mana kamu telah improve/ berkembang dari setiap permasalahan yang telah kamu hadapi. Bagaimana kamu menyelesaikan dan melihat permasalahan itu, sikap yang kamu ambil, dan sejauh mana kamu berhasil menghadapi tekanan atau tantangan tersebut.

Jangan lupa dengan prinsip-prinsip manajemen, cukup basic-nya saja. Saya sendiri sering lupa terhadap hal ini yang mana ketika employer menyuruh saya untuk menjelaskan tentang diri saya banyak yang miss dan terkesan dibuat-buat. Ini adalah catatan dan evaluasi saya dari serangkaian proses ikhtiar mencari kerja yang saya lakukan.

Entah kenapa setelah menulis tulisan ini perasaan saya jadi sedikit tenang daripada ngobrol dan curhat dengan teman, yang terkadang malah jadi tambah stress. haha. Tapi tak apa setidaknya saya bisa tertawa malam ini, meskipun hampa dan artificial.

Baca Juga: Tips Supaya Lolos Wawancara Kerja



Komentar

Postingan Populer